Prinsip kerja Transformator
Transformator, atau ‘trafo’, merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain. Melalui suatu gandengan magnet yang berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik. Trafo digunakan, baik dalam
bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan trafo dalam sistem
tenaga memungkinkan pemilihan tegangan yang sesuai secara ekonomis dan
teknis untuk kebutuhan beban atau permintaan konsumen, misalnya
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam proses transmisi daya listrik jarak
jauh. Dalam bidang elektronika, trafo digunakan antara lain sebagai
gandengan impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu
rangkaian dengan rangkaian yang lain serta menghambat arus searah dengan
tetap mengalirkan arus bolak-balik antar rangkaian. Trafo memiliki
frekuensi kerja yang berbeda-beda sesuai penggunaannya yang bergantung
kebutuhan beban/konsumen.
Secara umum, trafo terdiri atas beberapa bagian, yaitu: bagian utama
trafo, bagian supporting, dan juga peralatan proteksi. Penjelasan
mengenai beberapa bagian trafo dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sedangkan bagian utama trafo terdiri dari inti besi, kumparan primer dan kumparan sekunder:
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan AC, hal ini berguna untuk membantu sistem transmisi tenaga listrik. Mengapa harus ada perubahan tegangan? Setelah listrik terbangkitkan melalui generator pada pembangkit listrik, tegangannya akan dinaikkan menggunakan jenis trafo step-up. Ketika proses transmisi daya listrik, dengan tegangan yang lebih tinggi maka akan didapatkan arus yang lebih rendah sehingga dapat menekan kerugian daya yang terjadi selama proses transmisi. Oleh karena itu, trafo banyak digunakan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi dalam proses transmisi daya listrik dari satu tempat ke tempat lain melalui proses menaik-turunkan tegangan. Setelah daya listrik ditransmisikan, maka level tegangannya dapat diturunkan kembali sesuai dengan kebutuhan konsumen menggunakan jenis trafo step-down.
Vs = tegangan induksi pada sisi sekunder
Ns = jumlah belitan pada sisi sekunder
dФ/dt = perubahan fluks terhadap waktu
Pembahasan di atas merupakan penjelasan trafo dalam keadaan tanpa beban, bagaimana jika trafo dihubungkan pada beban di sisi sekundernya ?
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, maka akan mengalir I2 pada kumparan sekunder trafo, dimana besarnya I2dapat dirumuskan sebagai berikut:
Baca juga artikel selengkapnya tentang jenis jenis transformator
Sedangkan bagian utama trafo terdiri dari inti besi, kumparan primer dan kumparan sekunder:
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan AC, hal ini berguna untuk membantu sistem transmisi tenaga listrik. Mengapa harus ada perubahan tegangan? Setelah listrik terbangkitkan melalui generator pada pembangkit listrik, tegangannya akan dinaikkan menggunakan jenis trafo step-up. Ketika proses transmisi daya listrik, dengan tegangan yang lebih tinggi maka akan didapatkan arus yang lebih rendah sehingga dapat menekan kerugian daya yang terjadi selama proses transmisi. Oleh karena itu, trafo banyak digunakan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi dalam proses transmisi daya listrik dari satu tempat ke tempat lain melalui proses menaik-turunkan tegangan. Setelah daya listrik ditransmisikan, maka level tegangannya dapat diturunkan kembali sesuai dengan kebutuhan konsumen menggunakan jenis trafo step-down.
Pada trafo, terdapat dua hukum utama yang
bekerja, yaitu: hukum induksi Faraday dan hukum Lorentz. Hukum Faraday
menyatakan bahwa gaya listrik yang melalui garis lengkung tertutup
berbanding lurus dengan perubahan arus induksi persatuan waktu pada
garis lengkung tersebut, sehingga apabila ada suatu arus yang melalui
sebuah kumparan maka akan timbul medan magnet pada kumparan tersebut.
Sedangkan hukum Lorentz menjelaskan bahwa arus bolak-balik (AC) yang
beredar mengelilingi inti besi mengakibatkan inti besi tersebut berubah
menjadi magnet, apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu lilitan
maka lilitan tersebut akan memiliki perbedaan tegangan pada kedua ujung
lilitannya.
Bagaimana Prinsip Kerja Trafo?
Prinsip kerja dari trafo melibatkan
bagian-bagian utama pada trafo, yaitu: kumparan primer, kumparan
sekunder dan inti trafo. Kumparan tersebut mengelilingi inti besi dalam
bentuk lilitan. Apabila kumparan pada sisi primer trafo dihubungkan
dengan suatu sumber tegangan bolak-balik sinusoidal (Vp), maka akan mengalir arus bolak-balik yang juga sinusoidal (Ip)
pada kumparan tersebut. Arus bolak-balik ini akan menimbulkan fluks
magnetik (Ф) yang sefasa dan juga sinusoidal di sekeliling kumparan.
Akibat adanya inti trafo yang menghubungkan kumparan pada sisi primer
dan kumparan pada sisi sekunder, maka fluks magnetik akan mengalir
bersama pada inti trafo dari kumparan primer menuju kumparan sekunder
sehingga akan membangkitkan tegangan induksi pada sisi sekunder trafo:
Dimana :Vs = tegangan induksi pada sisi sekunder
Ns = jumlah belitan pada sisi sekunder
dФ/dt = perubahan fluks terhadap waktu
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa
tegangan induksi yang terbangkitkan pada kumparan trafo berbanding lurus
dengan jumlah lilitan kumparan pada inti trafo. Selain itu, tegangan
induksi juga dapat terbangkitkan jika ada perubahan fluks terhadap
waktu, jika fluks yang mengalir adalah konstan maka tegangan induksi
tidak dapat terbangkitkan.
Setiap trafo juga memiliki suatu besaran
yang dinamakan perbandingan transformasi (a), untuk menunjukkan
perbandingan lilitan atau perubahan level tegangan dan arus pada sisi
primer dan sekunder yang ditransformasikan pada trafo tersebut. Berikut
perumusannya:
Pembahasan di atas merupakan penjelasan trafo dalam keadaan tanpa beban, bagaimana jika trafo dihubungkan pada beban di sisi sekundernya ?
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, maka akan mengalir I2 pada kumparan sekunder trafo, dimana besarnya I2dapat dirumuskan sebagai berikut:
I2 = V2 / ZL
Arus beban I2 ini akan
menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) atau fluks yang cenderung berlawanan
dengan fluks bersama (Ф) yang telah ada akibat arus pemagnetan pada
sisi primer. Agar fluks bersama tersebut nilainya tidak berubah akibat
pengaruh ggm yang berlawanan, maka pada kumparan primer harus mengalir
arus I2 dan menimbulkan fluks Ф2’ yang menentang fluks akibat arus beban I2.
Dapatkah trafo bekerja untuk suplai tegangan DC ?
Berdasarkan prinsip kerja trafo yang
telah dibahas pada poin sebelumnya, dapat diketahui bahwa trafo dapat
bekerja atau tegangan induksi dapat terbangkitkan pada kumparan sisi
sekunder apabila terdapat perubahan fluks terhadap waktu yang mengalir
pada inti trafo. Fluks bolak-balik yang berubah terhadap waktu ini dapat
dihasilkan melalui suplai tegangan bolak-balik. Namun yang menjadi
pertanyaan adalah, dapatkan trafo bekerja apabila pada kumparan primer
diberi tegangan DC? Secara prinsip kerja dan dengan asumsi bahwa suplai
tegangan DC yang diberikan merupakan tegangan DC murni dan konstan maka
trafo tidak dapat bekerja, hanya menimbulkan tegangan induksi sesaat
ketika kumparan baru disambungkan dengan suplai tegangan. Namun
bagaimana bila suplai tegangan DC tersebut direkayasa sedemikian rupa
sehingga dapat membangkitkan fluks bolak-balik yang berubah terhadap
waktu? Simak pada pembahasan selanjutnya!
Trafo pada peralatan sehari-hari
Seperti kita ketahui bersama, penggunaan
trafo berukuran besar dan bertegangan tinggi banyak dijumpai sepanjang
jalan perkotaan maupun pada pusat perumahan yang mana trafo tersebut
digunakan untuk mengonversi tegangan tinggi menjadi tegangan distribusi
yang lebih rendah untuk kemudian disalurkan menuju konsumen. Namun
tahukah anda bahwa di dalam rumah anda juga terdapat beberapa penerapan
trafo pada peralatan rumah tangga. Peralatan berukuran besar seperti
mesin cuci, kipas angin dan televisi mungkin masih menggunakan tegangan
suplai domestik sebesar 220V, namun untuk peralatan berukuran kecil
seperti laptop, iPod, ataupun telepon genggam biasanya menggunakan
suplai tegangan rendah, sekitar 5-20 Volt untuk kebutuhan pengisian
baterai. Untuk itu, pada peralatan elektronik tersebut memiliki trafo
kecil untuk menurunkan level tegangan dari suplai tegangan domestik agar
sesuai dengan kebutuhan suplai tegangan peralatan.
Terima kasih semoga artikel ini dapat bermanfaat.Baca juga artikel selengkapnya tentang jenis jenis transformator
0 Response to "Prinsip kerja Transformator"
Post a Comment